CAHAYA PESANTREN
IAP_20042015
Dalam cahaya ada rindu kegelapan. Cinta
yang seharusnya terpancarkan kini telah tertutup oleh keheningan. Segala
keindahan akan terlihat jika kata demi kata terungkapkan. Semua itu akan
terlihat manis bahkan akan terlihat sangat pahit jika semua terbongkar. Salah
jika berucap, salah pula jika terdiam.
***
Kala hari di kota pahlawan terlihat sosok
cantik berjilbab merah sedang berjalan ke sudut kota. Saat itu gadis menemukan
sebuah tempat tinggal yang mewah, dia merasa senang karena sudah menemukan
tempat tinggal yang sesuai dengan keinginannya. Kota pahlawan adalah tujuan
gadis untuk menimba ilmu. Saat itu gadis diterima di salah satu universitas
ternama yang ada di Indonesia. Gadis sangat senang karena keinginannya untuk
menjadi mahasiswa seni terpenuhi. Detik-detik pengumuman penerimaan telah
menjadikan hati Gadis berdetak kencang, akan tetapi semua itu terbayar dengan
sempurna.
Gadis berasal dari penjuru pulau jawa,
terlihat senang bahkan orang tua Gadis sangat mendukung Gadis untuk memperlihatkan
kehebatannya di bidang sastra. Perjalanan masih sangat panjang untuk dilalui.
Di kota pahlawan Gadis tidak mengenal siapapun, bahkan dia berkelimpungan untuk
mencari tempat tinggal. Setelah seharian berjalan di kota pahlawan, Gadis
menemukan sebuah tempat tinggal. Dia mulai masuk, dan ketika di tengah gerbang
dia terdiam karena melihat papan nama yang bertuliskan Pondok Pesantren Mahasiswa.
Dengan gegas dia langsung mengikuti arahan dari orang-orang yang ada di
lingkunagan pondok. Akhirnya dengan segala langkah, Gadis berhasil melewati
persyaratan untuk masuk pondok dengan lancar.
Pagi hari, Gadis bersiap-siap untuk
berangkat menuju kampus. Hari pertama sebelum dia duduk dibangku terdepan dia
bertemu dengan salah satu siswa PPM. Dengan cuek dan merasa belum mengenal,
Gadis pun pura-pura tidak tau. Saat itu siswa PPM menyapa Gadis dengan lembut
“assalamualaikum, mbak”, dengan wajah yang tidak mengenal Gadis menjawab
“waalaikumussalam” lalu dia beranjak pergi ke kampus. Tiba di kampus Gadis memilih
bangku nomer dua dari yang paling depan. Dunia baru menjadi kehidupan dia, yang
jauh dari rumah, jauh dari orang tua, dia akan berusaha menjadi pribadi yang
mandiri.
Setelah kembali dari kampus, Gadis
istirahat sejenak di kamar lantai dua nomer 6. Sore hari menjelang magrib Gadis
dibangunkan oleh seorang siswi yang bernama Unsa. Saat itu Unsa akan berangkat
ke masjid karna adzan magrib sudah dikumandangkan, karna melewati kamarnya
Gadis dan melihat Gadis yang masih tidur, Unsa pun mengetuk pintu kamar Gadis.
Saat itu Gadis dan Unsa belum saling mengenal karena Gadis masih baru masuk
PPM. Malam yang penuh berkah Gadis berusaha mengenalkan dirinya ke semua
penghuni PPM. Kini Gadis menemukan sosok teman yang bernama Nisa, dia adalah
teman sekamarnya Gadis. Gadis banyak bertanya tentang kehidupan yang ada di PPM
ini, karena dia merasa belum bisa beradaptasi dengan yang lainnya. Setiap
menjelang tidur perbincangan dan percakapan keluar dari bibir mereka. Semakin
lama mereka berdua menjadi teman akrab.
Hampir setiap hari, di PPM tidak lupa
dengan sawur manuknya. Karena penghuni PPM sudah dewasa pastilah yang
dibincangkan tidak lain dan tidak bukan masalah jodoh. Bukan hanya jodoh tapi
ilmu juga banyak yang dibincangkan. Nah, saat pagi hari tiba-tiba Nisa’
bertanya pada Gadis, “Ehmm.. eh Gadis, ada yang kamu taksir ndak siswa
disini?”. Dengan wajah kaget Gadis menjawab, “naksir, kan gak boleh mbak, nanti
jadinya sir-sir’an dong?! Tapi kalo ngefans sih ada mbak, nggak jauh dari
kriteria, hehehe. Memangnya kenapa mbak?”. “nggak kenapa-kenapa, cuman kalo
disini itu sudah pada punya kaplingan. Kalo kamu suka, mendingan langsung aja
biar nggak sakit hati. Hehehe..” jawab Nisa’.
Setelah bercengkrama, mereka melanjutkan
kegiatanya masing-masing. Gadis hanya mengikuti satu mata kuliah sehingga dia
lebih cepat kembalinya. Saat kembali dari kampus, Gadis bertemu dengan seorang
siswa yang pernah dia temui di parkiran tiga hari yang lalu. Gadis tersenyum,
dan mulai mengakrabkan diri dengan siswa-siswi PPM. Dalam hati, Gadis mulai
bertanya-tanya dan penasaran dengan siswa yang sebagian dari dirinya termasuk
kriteria pendamping Gadis. Akhirnya, Gadis mengeluarkan jurus keponya, guna
mengetahui identitas siswa itu. Saat itu juga Gadis bertemu dengan Unsa dan
menanyakan identitas siswa itu. Mereka berdua kelihatan sangat akrab sekali
sampai-sampai pembicaraannya lebih dari tiga jam.
Gadis sudah mengetahui identitas siswa
tersebut. Siswa itu namanya sulton yang asalnya dari pulau sebrang yaitu pulau
Sumatra, dia semester 7 dan mengambil jurusan arsitektur. Tidak sedikit jumlah
siswa yang ada di PPM ini, dan kebanyakan dari mereka berasal dari luar kota. PPM
merupakan tempat yang istimewa buat mahasiswa karena meskipun tinggal di pondok
tapi masih diperbolehkan membawa HP dan elektronik lainnya. Yach., disinilah
tempat yang penuh dengan kenikmatan. Gadis sangat senang tinggal disini karena
bisa kenal dengan banyak orang dan berasal dari daerah manapun.
***
Suatu ketika, Unsa tahu bahwa Gadis suka
dengan Sulton. Sulton adalah siswa yang rajin beribadah. Siapa yang tidak suka
dengan cowok yang rajin ibadahnya?. Unsa adalah salah satu siswi yang suka
dengan Sulton. Meski sudah hampir satu tahun tinggal bersama di PPM tapi Unsa
berhasil menahan rasa sukanya. Unsa tidak mau mengungkapkan isi hatinya karena
dia merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Dia hanya berdo’a demi kebaikan
dirinya dan Sulton. Unsa tau, kalo banyak siswi yang suka dengan sulton. Jadi
Unsa nggak ingin semuanya tau kalo dirinya juga menginginkannya.
Mungkin ini memang jalan
takdirku. mengagumi tanpa dicintai. tak mengapa bagiku asal
kau pun bahagia. dalam hidupmu, dalam hidupmu. telah lama kupendam
perasaan ini. Menunggu hatimu menyambut diriku. tak mengapa bagiku
cintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku. ku ingin kau tahu. diriku di sini menanti
dirimu. meski ku tunggu hingga hujung waktuku dan berharap rasa ini
kan abadi untuk selamanya. dan izinkan aku memandang dirimu kali ini saja tuk
ucapkan selamat tinggal untuk selamanya dan biarkan rasa ini bahagia untuk
sekejap saja.
Unsa tau kalo banyak dari temannya yang
suka dengan Sulton. Unsa adalah sosok yang menjadi tempat curhatan teman-teman
akrabnya. Dia seolah-olah tidak mengerti apa-apa tapi ternyata dia sudah banyak
tau tentang teman-temannya. Karena sudah lebih lama tinggal di PPM, Unsa lebih
banyak tau tentang kepribadiannya Sulton. Sering kali dalam pembelajaran ada
sawur manuk karena perjodohan illegal. Termasuk Gadis, dia adalah salah satu
target yang dijadikan bahan perjodohan illegal.
Banyak dari teman-teman yang sudah tau
kalau Gadis suka dengan Sulton. Karna gerak-gerik dan tingkah laku yang
diperlihatkan sangatlah membuktikan bahwa dia suka dengan Sulton. Termasuk
Unsa, dia juga tau isi hatinya Gadis karena beberapa waktu lalu Gadis curhat
dan bercerita bahwa dirinya suka dengan Sulton. Unsa pun dengan tegar
mendengarkan curhatan Gadis. Setelah banyak dari teman-teman yang mengetahui,
Gadis pun malu ketika bertemu dengan Sulton. Wajah Gadis semakin memerah karena
kelakuan teman-temannya yang usil dan selalu membuat dia malu. Sebenarnya Gadis
suka saat di gojloki, tapi dia nggak tau bagaimana caranya agar Sulton itu peka
dengan apa yang dirasakan Gadis. Sungguh semakin lama semakin mendekat, dan
Gadis pun semakin malu.
Saat
malam tiba, Gadis teringat dengan senyuman manis Sulton, dia berharap Sulton
bisa menjadi pendampingnya nanti di pelaminan. Gadis pun lupa bahwa dia
mengemban amanat yang telah diberikan oleh orang tuanya yaitu menjadi sarjana
baru memikirkan pernikahan. Di pagi hari Gadis di telpon oleh ibunya dan berbincang-bincang
cukup lama karena Gadis belum bertemu ibu dan keluarganya. Dengan tersipu malu
dalam perbincangan, Gadis mengungkapkan semua isi hatinya pada Ibunya. Ibunya
oun berpesan ,” hei, anakku,. Ibu harap kamu bisa mewujudkan cita-citamu yang
pernah kamu ceritakan pada orang tuamu. Kami berharap kamu bisa menjadi orang
yang sukses dunia dan akhirat” . Mengingat pesan yang disampaikan Ibunya, Gadis
pun langsung berfikir, bahwa memang dia boleh kagum tapi jangan sampai
melanggar. Gadis menyadari itu, dengan
segala ketenangan yang diciptakan dirinya sendiri maka Gadis berusaha untuk
tetap memegang pesan orang tuanya.
***
Tidak lama kemudian, berita sukanya Gadis
pada Sulton telah terdengan oleh Sulton. Sulton merasa bahwa dirinya banyak
yang menyukai tapi dia bingung bagaimana caranya untuk memilih seseorang yang
pantas menjadi pilihan hatinya. Sulton orang yang faham, dia berharap untuk
bisa menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan tidak menyakiti hatinya
perempuan. “sungguh mulia sekali hatinya pemuda ini, andaikan dia bisa
memilih satu diantara sekian banyak perempuan yang menyukainya dalam satu
lembaga. Apakah ini akan menjadi sejarah yang buruk dihidupnya?”
Sulton, merasa bahwa dirinya salah
bertempat disini. Dia berangan-angan dan berdo’a “seandainya aku tidak tinggal disini pasti
tidak akan terjadi kasus seperti ini, aku takut kalau ada yang sakit karenaku,
ya Allah berikan aku petujukkmu, agar aku dapat melaksanakan aktivitasku dengan
baik tanpa ada gangguan”. Sulton berusaha untuk selalu berbaik hati pada
siapapun agar semuanya merasa mendapat perhatiannya dan tidak berpihak. Sulton
menjalani harinya dengan tenang tanpa memikirkan perjodohan ilegal itu.
Suatu saat, di sunyinya hari Sulton
bercengkrama dengan sahabatnya yang bernama Burhan. Karna mereka sudah beranjak
dewasa dan kuliahnya akan selesai, mereka mulai memikirkan jodoh mereka. Saai
itu Sulton mengungkapkan sosok perempuan idamannya , yaitu orang yang cantik
hatinya, pintar, bisa mengerti laki-laki. “siapa yang gak suka orang yang cantik
hatinya, apalagi fisiknya juga cantik, idaman bangettt”. Ungkap si Burhan.
Tanya Burhan, “kira-kira ada ndak
perempuan di PPM ini?”. Jawabnya Sulton,
“sebenarnya ada, bahkan banyak, kan disini tempatnya orang yang pinter baik
agama maupun dunianya, kurang apa coba?!, kalau saja aku gak banyak yang suka
pasti aku sudah milih salah satu diantara mereka semuanya. Tapi, karena banyak
yang suka ya, terpaksa aku akan memilih
yang lain. insaAllah. Tapi jika diqodarkan Allah dapat yang disini ya
Alhamdulillah, mungkin ini memang yang terbaik buatku”. “yach, mudah-mudahan
pilihanmu menjadi pilihan yang barokah”. Kata Burhan.
Mereka senang karena sudah lama kenal,
sehingga obrolan semakin lama semakin nyambung. Kemana-kemana mereka selalu
jalan berdua, sampai-sampai tidur yang seharusnya terpisahkan oleh beberapa
kamar, mereka tetap saja bersatu. Kalau sudah seperti ini sahabat itu bagaikan
sepasang sandal bakiak. Selalu bersama tak pernah berpisah disaat susah dan
senang.
Suatu hari ketika masa kuliah Sulton akan
selesai, Sulton bertemu dengan perempuan yang entah dari mana dia berasal.
Tanpa menunggu aba-aba Sulton langsung mencari informasi tentang perempuan itu.
Kali ini Sulton benar-benar menemukan sosok yang diinginkan dia, Sulton tidak
ingin semuanya tau kalo dia telah menemukan perempuan yang diinginkannya.
Sulton berhasil menyembunyikan isi hatinya di depan banyak orang, akan tetapi
Burhan tidak pernah ketinggalan informasi sahabtnya itu. Tanpa pikir panjang
Sulton bersamaan dengan Burhan mendatangi perempuan itu dan menanyakan, “sudah
adakah orang yang mengisi hatimu saat ini?” ungkap Sulton. Perempuan dengan
kaget menjawab “siapa kamu? Datang tak dijemput tiba-tiba bicara seperti itu,
hmm, bukanya apa-apa yach, mungkin kalau sekarang belum ada tapi jika engkau
menginginkannya, baiklah, aku akan istikhoroh dan mencari kebarokannya Allah”.
Senang dan haru menyelimuti wajah Sulton dan Burhan. Setelah itu mereka
beranjak pergi dari rumah perempuan itu.
Setelah beberapa minggu, jawaban pun
terlontarkan dari mulut perempuan itu. Perempuan itu menerima Sulton dengan
senang hati akan tetapi perempuan itu menginginkan untuk melanjutkan
cita-citanya terlebih dahulu yaitu memperjuangkan agama Allah (mubalighot).
Dengan senang hati pula Sulton menerimanya, dari kedua pihak akhirnya menunggu
saat yang tepat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
***
Pada suatu hari, Unsa merasakan bahwa dia
semakin jauh dengan Sulton. Entah karena kesibukan atau memang Sulton menjauh
biar tidak memikirkan banyak hal karena diketahui banyak orang. Unsa merasakan
bahwa ada yang aneh, tidak lama kemudian Unsa tau kalau Sulton sudah mempunyai
calon istri yang entah siapa dia. Dalam hati Unsa merasakan kepahitan yang
sangat mendalam, tapi Unsa berusaha untuk tetap tegar karena dia tetap tidak
ingin membuka perasaannya pada siapapun juga. Setiap malam Unsa menangis dan
memikirkan sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan sahabat akrabnya
atau orang tuanya.
Semakin lama kabar Sulton sudah mempunnyai
calon terdengar ke berbagai orang. Termasuk Gadis, Gadis merasa sangat benci
dan harapan-harapan yang ada itu berakhir dengan sia-sia. Gadis berusaha tegar
akan tetapi dia tidak bisa menahan amarah dan air matanya di depan
teman-temannya. Bahkan hampir setiap hari Gadis tidak bisa menikmati
kegiatannya karena dia merasa bahwa dirinya lemah dan sudah tidak ada gunanya
kuliah dan mondok ini. Dengan semangat teman-temannya Gadis berusaha untuk bisa
merelakan Sulton, karna mungkin memang dirinya belum ditakdirkan untuk bisa
hidup bersama Gadis.
Cinta memang gila, tak mengenal apapun itu.
Seberapa salahkah diriku hingga kau sakiti aku begitu menusukku, inikah caramu
membalas aku yang selalu ada saat kau terluka. namun ku terlanjur mencintai
dirimu, terlambat bagiku pergi darimu, bagiku terlalu indah perasaan itu, tak
mudah untukku menjauh darimu.
Setelah beberapa bulan kemudian Sulton
menyiarkan kabar gembira itu dan siswi-siswi yang suka padanya merasa sangat
terpukul dan sakit hati. Sulton menginginkan semua siswa-siswi disini tidak
merasa tersakiti karena ini semua sudah diqodarkan oleh Allah. Mungkin
kebarokahan calon istri Sulton tidak di PPM tapi di suatu tempat yang lainnya. Barokallohulakum.iap
bersambung...--- :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar