Senin, 20 April 2015

cerpenku



CAHAYA PESANTREN
IAP_20042015
Dalam cahaya ada rindu kegelapan. Cinta yang seharusnya terpancarkan kini telah tertutup oleh keheningan. Segala keindahan akan terlihat jika kata demi kata terungkapkan. Semua itu akan terlihat manis bahkan akan terlihat sangat pahit jika semua terbongkar. Salah jika berucap, salah pula jika terdiam.
***
Kala hari di kota pahlawan terlihat sosok cantik berjilbab merah sedang berjalan ke sudut kota. Saat itu gadis menemukan sebuah tempat tinggal yang mewah, dia merasa senang karena sudah menemukan tempat tinggal yang sesuai dengan keinginannya. Kota pahlawan adalah tujuan gadis untuk menimba ilmu. Saat itu gadis diterima di salah satu universitas ternama yang ada di Indonesia. Gadis sangat senang karena keinginannya untuk menjadi mahasiswa seni terpenuhi. Detik-detik pengumuman penerimaan telah menjadikan hati Gadis berdetak kencang, akan tetapi semua itu terbayar dengan sempurna.
Gadis berasal dari penjuru pulau jawa, terlihat senang bahkan orang tua Gadis sangat mendukung Gadis untuk memperlihatkan kehebatannya di bidang sastra. Perjalanan masih sangat panjang untuk dilalui. Di kota pahlawan Gadis tidak mengenal siapapun, bahkan dia berkelimpungan untuk mencari tempat tinggal. Setelah seharian berjalan di kota pahlawan, Gadis menemukan sebuah tempat tinggal. Dia mulai masuk, dan ketika di tengah gerbang dia terdiam karena melihat papan nama yang bertuliskan Pondok Pesantren Mahasiswa. Dengan gegas dia langsung mengikuti arahan dari orang-orang yang ada di lingkunagan pondok. Akhirnya dengan segala langkah, Gadis berhasil melewati persyaratan untuk masuk pondok dengan lancar.
Pagi hari, Gadis bersiap-siap untuk berangkat menuju kampus. Hari pertama sebelum dia duduk dibangku terdepan dia bertemu dengan salah satu siswa PPM. Dengan cuek dan merasa belum mengenal, Gadis pun pura-pura tidak tau. Saat itu siswa PPM menyapa Gadis dengan lembut “assalamualaikum, mbak”, dengan wajah yang tidak mengenal Gadis menjawab “waalaikumussalam” lalu dia beranjak pergi ke kampus. Tiba di kampus Gadis memilih bangku nomer dua dari yang paling depan. Dunia baru menjadi kehidupan dia, yang jauh dari rumah, jauh dari orang tua, dia akan berusaha menjadi pribadi yang mandiri.
Setelah kembali dari kampus, Gadis istirahat sejenak di kamar lantai dua nomer 6. Sore hari menjelang magrib Gadis dibangunkan oleh seorang siswi yang bernama Unsa. Saat itu Unsa akan berangkat ke masjid karna adzan magrib sudah dikumandangkan, karna melewati kamarnya Gadis dan melihat Gadis yang masih tidur, Unsa pun mengetuk pintu kamar Gadis. Saat itu Gadis dan Unsa belum saling mengenal karena Gadis masih baru masuk PPM. Malam yang penuh berkah Gadis berusaha mengenalkan dirinya ke semua penghuni PPM. Kini Gadis menemukan sosok teman yang bernama Nisa, dia adalah teman sekamarnya Gadis. Gadis banyak bertanya tentang kehidupan yang ada di PPM ini, karena dia merasa belum bisa beradaptasi dengan yang lainnya. Setiap menjelang tidur perbincangan dan percakapan keluar dari bibir mereka. Semakin lama mereka berdua menjadi teman akrab.
Hampir setiap hari, di PPM tidak lupa dengan sawur manuknya. Karena penghuni PPM sudah dewasa pastilah yang dibincangkan tidak lain dan tidak bukan masalah jodoh. Bukan hanya jodoh tapi ilmu juga banyak yang dibincangkan. Nah, saat pagi hari tiba-tiba Nisa’ bertanya pada Gadis, “Ehmm.. eh Gadis, ada yang kamu taksir ndak siswa disini?”. Dengan wajah kaget Gadis menjawab, “naksir, kan gak boleh mbak, nanti jadinya sir-sir’an dong?! Tapi kalo ngefans sih ada mbak, nggak jauh dari kriteria, hehehe. Memangnya kenapa mbak?”. “nggak kenapa-kenapa, cuman kalo disini itu sudah pada punya kaplingan. Kalo kamu suka, mendingan langsung aja biar nggak sakit hati. Hehehe..” jawab Nisa’.
Setelah bercengkrama, mereka melanjutkan kegiatanya masing-masing. Gadis hanya mengikuti satu mata kuliah sehingga dia lebih cepat kembalinya. Saat kembali dari kampus, Gadis bertemu dengan seorang siswa yang pernah dia temui di parkiran tiga hari yang lalu. Gadis tersenyum, dan mulai mengakrabkan diri dengan siswa-siswi PPM. Dalam hati, Gadis mulai bertanya-tanya dan penasaran dengan siswa yang sebagian dari dirinya termasuk kriteria pendamping Gadis. Akhirnya, Gadis mengeluarkan jurus keponya, guna mengetahui identitas siswa itu. Saat itu juga Gadis bertemu dengan Unsa dan menanyakan identitas siswa itu. Mereka berdua kelihatan sangat akrab sekali sampai-sampai pembicaraannya lebih dari tiga jam.
Gadis sudah mengetahui identitas siswa tersebut. Siswa itu namanya sulton yang asalnya dari pulau sebrang yaitu pulau Sumatra, dia semester 7 dan mengambil jurusan arsitektur. Tidak sedikit jumlah siswa yang ada di PPM ini, dan kebanyakan dari mereka berasal dari luar kota. PPM merupakan tempat yang istimewa buat mahasiswa karena meskipun tinggal di pondok tapi masih diperbolehkan membawa HP dan elektronik lainnya. Yach., disinilah tempat yang penuh dengan kenikmatan. Gadis sangat senang tinggal disini karena bisa kenal dengan banyak orang dan berasal dari daerah manapun.
***
Suatu ketika, Unsa tahu bahwa Gadis suka dengan Sulton. Sulton adalah siswa yang rajin beribadah. Siapa yang tidak suka dengan cowok yang rajin ibadahnya?. Unsa adalah salah satu siswi yang suka dengan Sulton. Meski sudah hampir satu tahun tinggal bersama di PPM tapi Unsa berhasil menahan rasa sukanya. Unsa tidak mau mengungkapkan isi hatinya karena dia merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Dia hanya berdo’a demi kebaikan dirinya dan Sulton. Unsa tau, kalo banyak siswi yang suka dengan sulton. Jadi Unsa nggak ingin semuanya tau kalo dirinya juga menginginkannya.
Mungkin ini memang jalan takdirku. mengagumi tanpa dicintai. tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia. dalam hidupmu, dalam hidupmu. telah lama kupendam perasaan ini. Menunggu hatimu menyambut diriku. tak mengapa bagiku cintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku. ku ingin kau tahu. diriku di sini menanti dirimu. meski ku tunggu hingga hujung waktuku dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya. dan izinkan aku memandang dirimu kali ini saja tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja.
Unsa tau kalo banyak dari temannya yang suka dengan Sulton. Unsa adalah sosok yang menjadi tempat curhatan teman-teman akrabnya. Dia seolah-olah tidak mengerti apa-apa tapi ternyata dia sudah banyak tau tentang teman-temannya. Karena sudah lebih lama tinggal di PPM, Unsa lebih banyak tau tentang kepribadiannya Sulton. Sering kali dalam pembelajaran ada sawur manuk karena perjodohan illegal. Termasuk Gadis, dia adalah salah satu target yang dijadikan bahan perjodohan illegal.
Banyak dari teman-teman yang sudah tau kalau Gadis suka dengan Sulton. Karna gerak-gerik dan tingkah laku yang diperlihatkan sangatlah membuktikan bahwa dia suka dengan Sulton. Termasuk Unsa, dia juga tau isi hatinya Gadis karena beberapa waktu lalu Gadis curhat dan bercerita bahwa dirinya suka dengan Sulton. Unsa pun dengan tegar mendengarkan curhatan Gadis. Setelah banyak dari teman-teman yang mengetahui, Gadis pun malu ketika bertemu dengan Sulton. Wajah Gadis semakin memerah karena kelakuan teman-temannya yang usil dan selalu membuat dia malu. Sebenarnya Gadis suka saat di gojloki, tapi dia nggak tau bagaimana caranya agar Sulton itu peka dengan apa yang dirasakan Gadis. Sungguh semakin lama semakin mendekat, dan Gadis pun semakin malu.
 Saat malam tiba, Gadis teringat dengan senyuman manis Sulton, dia berharap Sulton bisa menjadi pendampingnya nanti di pelaminan. Gadis pun lupa bahwa dia mengemban amanat yang telah diberikan oleh orang tuanya yaitu menjadi sarjana baru memikirkan pernikahan. Di pagi hari Gadis di telpon oleh ibunya dan berbincang-bincang cukup lama karena Gadis belum bertemu ibu dan keluarganya. Dengan tersipu malu dalam perbincangan, Gadis mengungkapkan semua isi hatinya pada Ibunya. Ibunya oun berpesan ,” hei, anakku,. Ibu harap kamu bisa mewujudkan cita-citamu yang pernah kamu ceritakan pada orang tuamu. Kami berharap kamu bisa menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat” . Mengingat pesan yang disampaikan Ibunya, Gadis pun langsung berfikir, bahwa memang dia boleh kagum tapi jangan sampai melanggar.  Gadis menyadari itu, dengan segala ketenangan yang diciptakan dirinya sendiri maka Gadis berusaha untuk tetap memegang pesan orang tuanya.
***
Tidak lama kemudian, berita sukanya Gadis pada Sulton telah terdengan oleh Sulton. Sulton merasa bahwa dirinya banyak yang menyukai tapi dia bingung bagaimana caranya untuk memilih seseorang yang pantas menjadi pilihan hatinya. Sulton orang yang faham, dia berharap untuk bisa menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan tidak menyakiti hatinya perempuan. “sungguh mulia sekali hatinya pemuda ini, andaikan dia bisa memilih satu diantara sekian banyak perempuan yang menyukainya dalam satu lembaga. Apakah ini akan menjadi sejarah yang buruk dihidupnya?
Sulton, merasa bahwa dirinya salah bertempat disini. Dia berangan-angan dan berdo’a  “seandainya aku tidak tinggal disini pasti tidak akan terjadi kasus seperti ini, aku takut kalau ada yang sakit karenaku, ya Allah berikan aku petujukkmu, agar aku dapat melaksanakan aktivitasku dengan baik tanpa ada gangguan”. Sulton berusaha untuk selalu berbaik hati pada siapapun agar semuanya merasa mendapat perhatiannya dan tidak berpihak. Sulton menjalani harinya dengan tenang tanpa memikirkan perjodohan ilegal itu.
Suatu saat, di sunyinya hari Sulton bercengkrama dengan sahabatnya yang bernama Burhan. Karna mereka sudah beranjak dewasa dan kuliahnya akan selesai, mereka mulai memikirkan jodoh mereka. Saai itu Sulton mengungkapkan sosok perempuan idamannya , yaitu orang yang cantik hatinya, pintar, bisa mengerti laki-laki. “siapa yang gak suka orang yang cantik hatinya, apalagi fisiknya juga cantik, idaman bangettt”. Ungkap si Burhan.
Tanya Burhan, “kira-kira ada ndak perempuan  di PPM ini?”. Jawabnya Sulton, “sebenarnya ada, bahkan banyak, kan disini tempatnya orang yang pinter baik agama maupun dunianya, kurang apa coba?!, kalau saja aku gak banyak yang suka pasti aku sudah milih salah satu diantara mereka semuanya. Tapi, karena banyak yang suka ya,  terpaksa aku akan memilih yang lain. insaAllah. Tapi jika diqodarkan Allah dapat yang disini ya Alhamdulillah, mungkin ini memang yang terbaik buatku”. “yach, mudah-mudahan pilihanmu menjadi pilihan yang barokah”. Kata Burhan.
Mereka senang karena sudah lama kenal, sehingga obrolan semakin lama semakin nyambung. Kemana-kemana mereka selalu jalan berdua, sampai-sampai tidur yang seharusnya terpisahkan oleh beberapa kamar, mereka tetap saja bersatu. Kalau sudah seperti ini sahabat itu bagaikan sepasang sandal bakiak. Selalu bersama tak pernah berpisah disaat susah dan senang.
Suatu hari ketika masa kuliah Sulton akan selesai, Sulton bertemu dengan perempuan yang entah dari mana dia berasal. Tanpa menunggu aba-aba Sulton langsung mencari informasi tentang perempuan itu. Kali ini Sulton benar-benar menemukan sosok yang diinginkan dia, Sulton tidak ingin semuanya tau kalo dia telah menemukan perempuan yang diinginkannya. Sulton berhasil menyembunyikan isi hatinya di depan banyak orang, akan tetapi Burhan tidak pernah ketinggalan informasi sahabtnya itu. Tanpa pikir panjang Sulton bersamaan dengan Burhan mendatangi perempuan itu dan menanyakan, “sudah adakah orang yang mengisi hatimu saat ini?” ungkap Sulton. Perempuan dengan kaget menjawab “siapa kamu? Datang tak dijemput tiba-tiba bicara seperti itu, hmm, bukanya apa-apa yach, mungkin kalau sekarang belum ada tapi jika engkau menginginkannya, baiklah, aku akan istikhoroh dan mencari kebarokannya Allah”. Senang dan haru menyelimuti wajah Sulton dan Burhan. Setelah itu mereka beranjak pergi dari rumah perempuan itu.
Setelah beberapa minggu, jawaban pun terlontarkan dari mulut perempuan itu. Perempuan itu menerima Sulton dengan senang hati akan tetapi perempuan itu menginginkan untuk melanjutkan cita-citanya terlebih dahulu yaitu memperjuangkan agama Allah (mubalighot). Dengan senang hati pula Sulton menerimanya, dari kedua pihak akhirnya menunggu saat yang tepat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
***
Pada suatu hari, Unsa merasakan bahwa dia semakin jauh dengan Sulton. Entah karena kesibukan atau memang Sulton menjauh biar tidak memikirkan banyak hal karena diketahui banyak orang. Unsa merasakan bahwa ada yang aneh, tidak lama kemudian Unsa tau kalau Sulton sudah mempunyai calon istri yang entah siapa dia. Dalam hati Unsa merasakan kepahitan yang sangat mendalam, tapi Unsa berusaha untuk tetap tegar karena dia tetap tidak ingin membuka perasaannya pada siapapun juga. Setiap malam Unsa menangis dan memikirkan sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan sahabat akrabnya atau orang tuanya.
Semakin lama kabar Sulton sudah mempunnyai calon terdengar ke berbagai orang. Termasuk Gadis, Gadis merasa sangat benci dan harapan-harapan yang ada itu berakhir dengan sia-sia. Gadis berusaha tegar akan tetapi dia tidak bisa menahan amarah dan air matanya di depan teman-temannya. Bahkan hampir setiap hari Gadis tidak bisa menikmati kegiatannya karena dia merasa bahwa dirinya lemah dan sudah tidak ada gunanya kuliah dan mondok ini. Dengan semangat teman-temannya Gadis berusaha untuk bisa merelakan Sulton, karna mungkin memang dirinya belum ditakdirkan untuk bisa hidup bersama Gadis.
Cinta memang gila, tak mengenal apapun itu. Seberapa salahkah diriku hingga kau sakiti aku begitu menusukku, inikah caramu membalas aku yang selalu ada saat kau terluka. namun ku terlanjur mencintai dirimu, terlambat bagiku pergi darimu, bagiku terlalu indah perasaan itu, tak mudah untukku menjauh darimu.
Setelah beberapa bulan kemudian Sulton menyiarkan kabar gembira itu dan siswi-siswi yang suka padanya merasa sangat terpukul dan sakit hati. Sulton menginginkan semua siswa-siswi disini tidak merasa tersakiti karena ini semua sudah diqodarkan oleh Allah. Mungkin kebarokahan calon istri Sulton tidak di PPM tapi di suatu tempat yang lainnya. Barokallohulakum.iap 
bersambung...--- :)